18/04/16
“Those
who don’t learn from history are doomed to repeat it.” (George Santayana)
“Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak
ciptaaan-ciptaanNya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut
nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang
menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai
pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai mahkoda perjalananmu, dan kesabaran
sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.” (Ali bin Abi Thalib ra)
(gambar diambil dari sini)
SINOPSIS
Hanum dan Rangga adalah sepasang suami istri,
dimana Rangga mendapatkan beasiswa doktoral dan tinggal di Wina, Austria. Di sanalah
Hanum bertemu dengan Fatma, imigran Tuki yang memiliki anak berumur 3 tahun,
Ayse. Perkenalannya dengan Fatma di kelas Bahasa Jerman menjadi pertemanan yang
luar biasa dan tidak akan terlupakan. Fatma lah yang mengajak Hanum untuk
berjalan-jalan mengelilingi Wina sambil meresapi sejarah peradaban Islam di
Eropa dan membuatnya menyelami Islam lebih dalam.
Wina
adalah kota terakhir tempat ekspansi Islam berhenti. Kahlenberg, croissant dan capuccino. awal tempat
perjalanan pertama mereka cukup membuat Hanum tercengang saat mengetahui bahwa
aslinya capuccino bukan berasal dari Italia, namun berasal dari biji-biji kopi
Turki yang tertinggal di medan perang di Kahlenberg. Juga tentang roti croissant yang bukan dari Perancis namun
dari Austria yang melambangkan perayaan kekalahan Turki di Wina.
Menjadi agen Islam yang damai, teduh,
indah, yang membawa keberkahan di komunitas nonmuslim. Agen muslim yang menebar
kebaikan. Bawalah nama baik Islam. Jangan sampai memalukan atau malah
mencemarkan. Itulah yang dikatakan Fatma berulang-ulang. Setiap mengunjungi satu
tempat, Fatma begitu pandai mengaitkan peninggalan sejarah di Wina dengan
peradaban Islam di Eropa masa lalu. Kebanggaannya terhadap Islam diwujudkan
dengan perilaku yang penuh kelembutan dan kejujuran.
Namun, tiba-tiba saja Fatma menghilang
dan kembali ke Turki, padahal mereka berjanji untuk menjelajah tempat-tempat
historis Islam di Eropa. Lalu bagaimana perjalanan Hanum menjelajahi Eropa
bersama Rangga untuk mengenang kembali kejayaan Islam di Eropa? Bagaimana awal
mula kabar bahwa tokoh terkenal Paris yaitu Napoleon Bonaparte adalah seorang
muslim? Lalu bagaimana bisa lukisan Bunda Maria bagian hijabnya berlafazkan Laa Ilaaha Illallah? Kemudian benarkah
Axe Historique yaitu garis imajiner yang tepat membelah kota Paris atau yang
disebut Voie Triomphale., jalan
menuju kemenangan yang ternyata setelah ditarik garis lurus mengarah ke Mekkah?
Lalu bagaimana dengan Cordoba dimana menara Mezquita yang terkenal, dulunya sebuah
grand mosque yang berubah menjadi grand cathedral? Apakah mereka berhasil bertemu kembali dengan
Fatma dan menunaikan janjinya mengunjungi tempat historis di Turki?
REVIEW
Berbeda dengan buku keduanya, Bulan Terbelah di Langit Amerika, yang merupakan campuran antara fiksi dan fakta, buku
ini dikemas dengan fakta perjalanan Hanum selama di Eropa. Buku ini menyuguhkan
fakta sejarah yang mengagumkan. Hikmah dari perjalanannya sungguh sangat bagus
untuk dipelajari dan sungguh menarik menjelajahi Eropa dari sudut pandang agama
Islam karena ternyata banyak sekali warisan budaya yang ternyata menjadi
lambang kejayaan Islam di Eropa di masa lalu. Very very recomended book!
Penulis: Hanum Salsabiela Rais
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Hal: 412 Halaman
#ODOPfor99Days
#Day25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar