3/28/16
“Yang
penting bukan apa yang aku tau melainkan apa yang aku lakukan dari apa yang aku
tau”
Ilmu ini sebenarnya sudah didapat
setahun yang lalu (maaf ya blog saya isinya kudet banget *ngaku*) waktu
pelatihan di Rumah Parenting Bekasi di Jatibening. Hanya saja seiring
berjalannya waktu mempraktekkan sesuatu itu sangat tidak mudah, beda dengan
teorinya. Nah, karena dulu pas menghadiri
seminar dan pelatihan hanya ngumpulin hands
out and dicatet hal-hal yang penting tapi enggak ditulis di blog lalu
khawatir hilang dan lupa, alhasil sekarang baru deh ditulis disini. Hihi..
Itung-itung nanti jadi ilmu buat generasi selanjutnya. Khawatirnya kalau berupa
hands out aja maknanya suka engga
jelas dan ujung-ujungnya salah persepsi.
Jadi,
saya coba rangkum pelatihan tersebut selengkapnya dan berdasarkan ingatan saya
yang sangat terbatas. Hari pertama dimulai tanggal 7 Maret 2014, bersama dengan
ibu-ibu yang masih muda dan yang sudah senior berjumlah sekitar 20 orang
membahas tentang konsep diri. Rame banget deh, maklum ibu-ibu ini terdiri dari
beraneka ragam background, ada yang
psikolog, ada yang punya wedding
organizer, ada yang anaknya sudah kuliah, ada yang anaknya masih
piyik-piyik (kayak saya).
Pelatihan
ini merupakan satu syarat untuk bisa mengikuti pelatihan selanjutnya yaitu DKS
(Disiplin Kasih Sayang) oleh Bu Elly Risman. Kenapa harus ikut KBBM dulu?
Karena apabila kita sudah berkomunikasi dengan baik, kita baru bisa menerapkan
disiplin yang penuh kasih sayang. Pembahasan pelatihan KBBM oleh Bu Perwitasari
di RP Bekasi ini bertujuan untuk mengenali diri, baik potensi maupun tantangan
dan peluang, memiliki kesadaran, kemauan dan keterampilan untuk mengembangkan
diri, termotivasi untuk mengoptimalkan kapasitas diri.
Sebelum
memperbaiki komunikasi dengan anak, ada hal yang perlu kita selesaikan dahulu.
Mungkin banyak orangtua yang tidak sadar bahwa konsep diri sangat berpengaruh
terhadap pengasuhan kepada anak kita. Kita tidak mungkin mendidik anak dengan
baik jika banyak masalah dalam diri kita yang tidak terselesaikan dengan baik
pula. Inilah kenapa di hari pertama yang harus dipelajari yaitu mengenai konsep
diri karena hal tersebut adalah cara memandang diri kita secara utuh. Jika
konsep diri nya positif dan sudah baik, maka akan terbentuk pula anak yang
memiliki konsep diri yang baik. Walau ini memang bukan jaminan, tapi paling
tidak ini salah satu ikhtiar kita sebagai orangtua yaitu membangun konsep diri
positif supaya menjadi pribadi yang positif dan menyenangkan bagi anak.
Selebihnya, hanya Allah yang menentukan karena manusia hanya bisa berencana dan
berikhtiar.
KONSEP DIRI
Tantangan
dalam mendidik anak di era digital meliputi bullying,
sistem pendidikan buruk, harsh word,
bad idol, tayangan tv tidak mendidik,
pornografi, bad values, games
kekerasan, globalisasi. Dalam menghadapi tantangan tersebut, anak membutuhkan
orangtua sebagai sahabat, coach dan
teladan. Oleh karena itu menjadi
orangtua harus SMART (Sabar, Matang, Amanah, Ramah, Tulus). Dalam proses
menjadi orangtua yang SMART, kita membutuhkan 5 isi pengasuhan yaitu:
1.
Cinta
2.
Kasih Sayang
3.
Komunikasi
4.
Disiplin
5.
Konsistensi
Cinta berbeda dengan kasih
sayang. Cinta adalah perasaan yang timbul dengan alami. Cinta ini terbagi
menjadi dua yaitu cinta syar’I dan cinta Thabi’i. Jika cinta syar’i adalah
cinta karena Allah, maka cinta thabi’i adalah cinta yang secara alami timbul
dalam jiwa manusia, misal mencintai anak, istri, suami. Kasih sayang merupakan
perwujudan atau ekspresi dari cinta misalnya orangtua yang menyayangi anaknya
diekspresikan dengan kasih sayang yaitu menyiapkan kebutuhannya, memeluk,
mencium. Memberikan kasih sayang ini bukan berarti memberikan segala sesuatunya
kepada anak. Sebagai orangtua kita harus bedakan needs and wants. Needs
adalah kebutuhan atau keinginan yang jika tidak diberikan akan mengganggu
tumbuh kembang anak, sedangkan wants
adalah keinginan yang bisa dipenuhi dengan hal-hal lain. Yang harus dilakukan
orangtua kepada anak adalah memberikan needs
dan menerima perasaannya.
Ketika
ditanya mengenai siapa diri kita, bagaimana perasaan kita dan apa keinginan
kita, kebanyakan merasa sulit untuk menjawab. Ini terjadi karena konsep diri
yang keliru dan tidak mengenali diri sendiri. Mengapa sulit mengenal diri?
Karena kurang Look In, kurang
menerima masukan dari orang lain, dan kurang terbuka. Kebanyakan sampah-sampah
dalam diri yang keluar ketika berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini terjadi
karena sampah-sampah emosi tersebut tidak dibuka, jadi perlu bagi kita untuk
mengenali diri. Bagaimana cara mengenal diri? Caranya yaitu Look In, Open Mind (menerima masukan dari orang lain), introspeksi dan
memaknai pengalaman.
Konsep diri adalah cara seseorang
memandang dirinya secara utuh. Konsep diri merupakan gambaran tentang diri
sendiri secara:
1.
Fisikal yaitu segala hal yang terlihat secara
fisik
2.
Intelektual yaitu kemampuan yang dimiliki atau
meningkatkan pengetahuannya
3.
Sosial yaitu perannya di lingkungan dan
kemampuan sosialisasinya
4.
Emosional yaitu suasana hati atau perasaannya
5.
Spiritual yaitu hubungannya dengan ruhaniyah
Jenis konsep diri terdiri
dari dua yaitu konsep diri ideal dan konsep diri real. Konsep diri ideal adalah
gambaran diri yang didambakan/diharapkan/standar diri, sedangkan konsep diri
real adalah gambaran diri yang sebenarnya (saat ini). Misalnya kita dalam
menilai diri sendiri secara ideal atau yang diharapkan, tuliskan potensi
pendukung dan kendalanya. Kemudian bedakan dengan konsep diri secara real saat
ini, tuliskan pula pendukung dan kendalanya. Dari situ terlihat bahwa apa yang kita harapkan ternyata kadang
tidak sesuai dengan kondisi realnya. Misal kita sudah berusaha berbuat sebaik
mungkin melayani suami dengan memberikan kebutuhannya ternyata pada
kenyataannya suami tidak merasakan hal itu. Jadi, dengan membandingkan konsep
diri ideal dan konsep diri real, kita jadi mengetahui bahwa ada perbedaan
persepsi dalam diri dan lingkungan dan kita berusaha untuk mengevaluasinya dengan
memperbaiki diri.
Komponen konsep diri juga
terbagi menjadi dua yaitu kognitif dan asertif. Kognitif yaitu apa yang kita
ketahui tentang diri sendiri/self image/citra diri, contoh: saya cantik/tidak
cantik. Asertif adalah penilaian terhadap apa yang kita capai sesuai standar
yang kita tentukan/perasaan, contoh: saya senang/tidak senang. Salah satu cara
untuk memahami dan mengontrol perasaan sendiri adalah dengan membuat termometer
perasaan, buatlah skala dari satu sampai sepuluh tentang perasaan kita terhadap
sesuatu, apakah itu senang, bahagia, marah, kecewa dan posisikan perasaan kita
dengan skala tersebut. Contoh skala temometer perasaan:
1.
Sweet Dream
2.
Smiling the Roses
3.
Relaxe and Happy
4.
Doing Good
5.
Good stress
6.
A bit over my head
7.
Oh My Gosh
8.
Eeekk
9.
Flipping out
10.
Call 911
Apakah saat ini yang
dirasakan? Apakah senang, bahagia, puas, bangga, kecewa, marah, galau, iri,
takut. Apakah skala tersebut semakin bertambah atau malah berkurang? Berbeda
dengan penilaian yang bersifat subjektif sehingga harus dihindari misalnya
manja, tidak perduli, cengeng, cerewet dan tidak mau kalah, sedangkan perasaan
harus dikenali, diterima dan dimengerti.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri yaitu:
1.
Pola asuh yaitu respon yang ia rasakan saat masa
kanak-kanak
2.
Bertambahnya pengetahuan tentang diri
3.
Persepsi terhadap pengalaman/peristiwa
4.
Feed back/masukan dari orang lain
5.
Kemampuan intra personil/melihat diri
sendiri/refleksi
Konsep
diri sangat penting karena membentuk persepsi, menentukan respon/perilaku,
mempengaruhi optimalisasi diri dan mempengaruhi adaptasi dan interaksi dengan
orang lain. Konsep diri negatif yaitu bila pengetahuan tentang dirinya kurang
dan evaluasi dirinya kurang menyenangkan. Ciri konsep diri negatif yaitu peka
terhadap kritik, responsif terhadap pujian, hiperkritik pada oranglain, merasa
tidak disukai dan pesimis. Konsep diri positif yaitu bila pengetahuan tentang
dirinya baik dan evaluasi dirinya menyenangkan. Ciri konsep diri positif yaitu
yakin pada kemampuannya, merasa setara dengan yang lain, menerima pujian dengan
proporsional, mengetahui bahwa tidak semua pikiran, perasaan dan perilaku
disetujui masyarakat, mampu memperbaiki diri.
Hypnotherapy dengan metode SEFT
Di hari pertama ini juga
diajarkan cara untuk melepaskan masalah dan menghilangkan sampah-sampah masa
lalu yaitu dengan teknik SEFT (Self
Emotional Freedom Technic). Cara ini lebih nyaman jika dilakukan dalam
keadaan tenang atau ketika sholat malam atau tahajud. Tahap-tahapnya:
1.
Sugesti positif dan berdoa sepenuh hati dengan
khusyu dan ikhlas dan pasrah untuk menghindari keyakinan dan pikiran negatif
2.
Membayangkan kembali peristiwa yang
membangkitkan emosi negatif atau trauma yang ingin dihilangkan atau
menghadirkan kembali rasa sakit yang dimiliki
3.
Tapping yaitu mengetuk jari dengan ringan di
titik tubuh tertentu atau totok jari sambil berdoa, “Ya Allah saya ikhlas dan
ridho menerima…. (peristiwa atau masalah yang dihadapi) karena ini ketentuan
darimu. Semua saya serahkan padamu dan berikanlah yang terbaik untukku”
Titik-titik
ketukan jari di area tubuh:
1.
Di bagian atas kepala
2.
Diantara dua alis
3.
Di pelipis/tulang samping mata
4.
Di bawah mata
5.
Di bawah hidung
6.
Dibawah mulut (antara dagu dan bagian bawah
bibir)
7.
Diantara tulang leher (tempat bertemunya tulang
dada)
8.
Dibawah PD (perbatasan tulang dada dan bagian bawah PD)
9.
Dibawah ketiak (tepat di bagian tengah tali bra)
Titik-titik
ketukan jari di area jari kecuali jari manis:
1.
Jempol kiri
2.
Samping kuku telunjuk bagian luar
3.
Samping kuku jari tengah bagian luar
4.
Samping kuku kelingking bagian luar
5.
Samping bawah kelingking (bagian yang digunakan
untuk mematahkan balok saat karate)
Teknik
ini harus dilakukan berulang-ulang supaya masalah dalam diri bisa
terselesaikan. Rasanya setelah melakukan ini adalah lega karena sampah masa
lalu bisa terobati walau kadarnya masih kecil sekali, apalagi dipandu dengan
ahlinya yaitu psikolog jadi terasa lebih tepat sasaran. Hari pertama tentang
konsep diri ini benar-benar hal baru buat saya karena sebelumnya awam banget
tentang ranah psikologi. Yayasan Kita dan Buah Hati ini memang bergerak dalam
bidang pengasuhan yang berdasarkan Islam dan kaidah otak , jadi memang
programnya diselaraskan dengan Alquran dan Hadits juga. Itulah yang membuat
saya nyaman mengikuti pelatihan karena diselipkan pula sumbernya dari ayat suci
AlQuran dan berdasarkan penelitian modern yang sejalan dengan dua sumber utama
dalam agama Islam. Selanjutnya akan membahas tentang komunikasi baik, benar dan
menyenangkan di postingan selanjutnya.
Bersambung ke
Part II…
#ODOPfor99Days
#Day19
Waaah...alhamdulillah akhirnya ketulis juga. Makasih BuIzz..tak bookmark langsung ini :)
ReplyDeleteHyaaa.. kelamaan ini sayah nulisnya hihihi
DeleteKmarin KBBM di Bandung dibatalkan Buiz, karena kuota tidak memenuhi.
ReplyDeleteHaturnuhun sudah berbagi, Buiz.
Barakallah,
bermanfaat sekali....
sama-sama bulendy. Semoga ada lagi ya KBBM di bandung
Deletemakasih ilmunya, Bu. Selalu ya yang pertama memperbaiki sisi orang tua sebelum mengasuh anak.
ReplyDelete